Sekilas Perseroan

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (Indocement) memiliki sejarah panjang di industri semen Indonesia, dimulai pada tahun 1975 dengan pendirian PT Distinct Indonesia Cement Enterprise (DICE) yang memiliki pabrik di Citeureup, Jawa Barat. Dalam perjalanannya, beberapa perusahaan semen lain didirikan dan akhirnya digabung pada tahun 1985 menjadi PT Indocement Tunggal Prakarsa. Perusahaan ini resmi menjadi emiten publik pada 5 Desember 1989 dengan kode saham INTP. Indocement terus berkembang dengan membangun dan mengakuisisi pabrik-pabrik baru hingga memiliki 12 pabrik pada tahun 2000 di berbagai wilayah seperti Citeureup, Cirebon, dan Tarjun.

Pada 2001, HeidelbergCement Group (sekarang Heidelberg Materials AG) menjadi pemegang saham mayoritas, untuk menunjang permintaan semen, Indocement melakukan beberapa aksi  seperti peluncuran produk Semen Portland Komposit (PCC) pada 2005, modifikasi Plant 6 dan Plant 8 pada 2007, penambahan kapasitas penggilingan semen di Kompleks Pabrik Cirebon pada 2010,  dan pengoperasian pabrik baru Plant 14 di tahun 2016 yang meningkatkan kapasitas produksi menjadi 25,5 juta ton per tahun. 

Komitmen terhadap keberlanjutan diwujudkan lewat peluncuran “Material to Build Our Future” pada 2022, penandatangan sewa aset dengan Bosowa Group serta akuisisi PT Semen Grobogan di 2023. Di tahun yang sama, seluruh saham Indocement yang sebelumnya dimiliki Birchwood Omnia Ltd. resmi dialihkan langsung ke Heidelberg Materials AG, tanpa mengubah kendali kepemilikan.

Pada 2025, Indocement memasuki usia 50 tahun, dan perjalanan ini belum selesai, dengan semangat inovasi, keberlanjutan, dan dedikasi terhadap kualitas, Indocement terus melangkah maju untuk Indonesia yang terus tumbuh, generasi yang akan datang serta kehidupan yang lebih baik.